Wednesday, 24 October 2018

JEJAK PETUALANG | SENSASI HANDLINE TUNA HALMAHERA (03/10/18) 2-3-Madidihang @Ikan tuna sirip kuning


Ikan Tuna Masak Lemak Cili Padi


Bahan-bahan:
8 kepingan isi ikan tuna
2 cawan santan pekat
2 cawan air
6 kepingan nanas masak
2 batang serai - dititik
2 biji tomato hijau - belah 2
1 biji tomato merah - belah 2
1-2 keping asam gelugur - jika perlu (Amie tidak gunakan kerana air nanas telah memberikan rasa masam manis yang cukup rasa)
1 sudu teh serbuk kunyit
garam / gula / perasa pilihan

Bahan tumbuk kasar:
20 biji cili padi (anggaran segenggam)
3 ulas bawang putih
5 biji bawang merah
sedikit belacan

Cara:
1. Panaskan air dalam periuk. Masukkan kesemua bahan tumbuk, serai (jika suka masukkan asam gelugur) bersama nanas. Biarkan mendidih sehingga nanas layu.
2. Masukkan serbuk kunyit, serta santan pekat.
3. Masukkan ikan tuna dan kacau selalu supaya tidak pecah santan.
4. Setelah santan mula mendidih dan ikan tuna masak, masukkan tomato hijau serta tomato merah.
5. Perasakan dengan garam / gula / perasa pilihan.
6. Tutup api dapur dan sedia untuk dihidangkan.

Pulau – pulau kecil di pesisir Halmahera Tengah menjadi medan
petualangan tim kali ini. Bersama masyarakat lokal, tim akan menembus
rapatnya bakau, mencari umpan memancing para penghuni karang dangkal.

Saat air laut surut adalah waktu yang tepat untuk memancing lepas
pantai, atau warga lokal menyebutnya dengan ohati.

Di waktu ini pula ikan – ikan karang akan agresif mencari mangsa,
sehingga peluang sambaran ikan lebih besar .

Umpan yang digunakan pun cukup unik, yakni kerang bilolo, yang hidup di
habitat bakau. Aroma kuat dan menyengat dari daging bilolo, ampuh
mengundang ikan. Bilolo juga menjadi umpan utama, karena mudah didapat.

Ikuti keseruan perburuan memancing di pesisir Halmahera ini dalam Jejak
Petualang.


Madidihang @Ikan tuna sirip kuning

Ikan Madidihang atau tuna sirip kuning (Thunnus albacares) adalah sejenis ikan pelagis besar yang mengembara di lautan tropika dan ugahari di seluruh dunia. Ikan ini merupakan salah satu jenis tuna yang terbesar, meski masih kalah besar jika dibandingkan dengan tuna sirip biru dan tuna mata besar. Madidihang juga merupakan ikan tangkapan samudra yang penting karena bernilai ekonomi tinggi. Dalam perdagangan dunia, ikan ini dikenal sebagai yellowfin tuna

 

Pengenalan

Madidihang dewasa memiliki tubuh yang berukuran besar, dengan panjang dari ujung moncong hingga ujung percabangan sirip ekor (FL, fork length) mencapai 195 cm; namun umumnya hingga 150 cm. Bentuknya gilig panjang serupa torpedo (fusiform), agak memipih dari sisi ke sisi.[1]
Thalb u0.gif
Sirip punggung (dorsal) terdiri dari dua berkas, terpisah oleh celah yang kecil saja; berkas yang kedua segera diikuti oleh 8–10 sirip-sirip tambahan berukuran kecil (finlet). Sirip anal diikuti oleh 7–10 finlet. Pada spesimen berukuran besar, sirip punggung kedua dan sirip anal ini kadang-kadang memanjang hingga 20% FL. Sirip dada (pectoral) lumayan panjang (22–31% FL), biasanya mencapai pangkal bagian depan sirip dorsal kedua, namun tidak melewati pangkal bagian belakangnya. Ada dua lipatan kulit (tonjolan interpelvis) di antara sirip-sirip perut. Batang ekor amat ramping, dengan sebuah lunas samping yang kuat di tiap-tiap sisi, yang masing-masing diapit oleh dua lunas yang lebih kecil.[1] Sirip ekor bercabang kuat (forked, bercagak).
Punggungnya berwarna biru gelap metalik, berangsur-angsur berubah menjadi kekuningan atau keperakan di bagian perut. Sirip-sirip punggung kedua dan anal, serta finlet-finlet yang mengikutinya, berwarna kuning cerah, yang menjadi asal namanya. Bagian perut kadang-kadang dihiasi oleh sekitar 20 garis putus-putus yang hampir vertikal arahnya.[1]
Madidihang dapat mencapai berat melebihi 300 pon (136 kg), walau demikian ini masih jauh di bawah tuna sirip biru Pasifik (Thunnus orientalis) yang bisa memiliki berat lebih dari 1000 pon (454 kg), dan juga sedikit di bawah tuna mata besar (Thunnus obesus) dan tuna sirip biru selatan (Thunnus maccoyii). Ukuran madidihang yang tercatat dalam literatur adalah hingga sepanjang 239 cm dan seberat 200 kg.

Habitat

Segerombolan madidihang di laut dalam
Madidihang merupakan ikan epipelagis yang menghuni lapisan atas perairan samudra di atas lapisan termoklin. Penelitian memperlihatkan bahwa meski madidihang kebanyakan mengarungi lapisan kolom air 100 m teratas, dan relatif jarang menembus lapisan termoklin, namun ikan ini mampu menyelam jauh ke kedalaman laut. Seekor madidihang yang diteliti di Samudra Hindia menghabiskan 85% waktunya di kedalaman kurang dari 75 m, namun tercatat tiga kali menyelam hingga kedalaman 578 m, 982 m dan yang paling ekstrem hingga 1.160 m.
Tuna sirip kuning ini mempunyai kebiasaan berenang cepat dan bergerombol bersama ikan yang seukuran, kadang-kadang juga bercampur dengan tuna jenis lainnya. Musim berbiaknya berlangsung selama musim panas. Ikan-ikan ini memangsa aneka jenis ikan, krustasea, dan juga cephalopoda.[1] Di laut Halmahera dan Sulawesi, madidihang terutama memangsa ikan (malalugis dan teri), udang dan kepiting; dengan ikan malalugis (ikan layang) menempati porsi terbesar[2].

Penyebaran dan produksi

Madidihang dimuat ke truk berpendingin di Palabuhanratu, Sukabumi
Madidihang ditemukan di seluruh perairan tropis dan ugahari dunia di antara garis lintang 40° LU dan 40° LS. Ikan ini merupakan komoditas nelayan yang penting; buku FAO Yearbook of Fishery Statistics melaporkan antara 1990 hingga 1995 tangkapan madidihang di perairan Pasifik barat-tengah berkisar antara 323.537 sampai 346.942 ton per tahun.[1]
Indonesia adalah tempat bertemunya stok madidihang dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik; kemungkinan tempat pertemuan kedua kelompok itu adalah di sekitar Laut Flores dan Laut Banda.[3] Potensi tuna sirip kuning yang terbesar di Indonesia memang diperkirakan berada di Laut Flores dan Selat Makassar, dengan luas area penangkapan sekitar 605 ribu km². Alat tangkap yang banyak digunakan adalah pancing huhate (pole and line), pancing ulur (hand line), pancing rawai (long line) dan pukat cincin (purse seine).
Para pemancing berpose dengan ikan tangkapannya; beberapa di antaranya memperoleh madidihang.
Madidihang dipasarkan dalam bentuk ikan segar, tuna beku, atau dikalengkan[1]. Ikan ini digemari dalam berbagai macam masakan, termasuk untuk dipanggang dan dijadikan sashimi. Madidihang juga merupakan tantangan yang menarik bagi penggemar olahraga memancing.

Catatan

Dalam perdagangan, yang disebut sebagai albacore dalam bahasa Inggris adalah jenis tuna yang lain, yakni tuna albakora (Thunnus alalunga). Ikan ini lebih kecil dari madidihang (hingga 120 cm FL), dengan pewarnaan yang mirip kecuali finletnya yang berwarna gelap. Sirip dada memanjang hingga melewati pangkal sirip punggung kedua, biasanya ujungnya mencapai finlet punggung yang kedua.


EmoticonEmoticon

Blog Archive